Diantara hikmah
keberadaan ayat-ayat mutasyabih di dalam al-Qur’an dan ketidak mampuan akal untuk mengetahuinya
adalah sebagai berikut:
1. Memperlihatkan kelemahan akal manusia.
Akal sedang dicoba untuk meyakini
keberadaan ayat-ayat mutasyabih sebagaimana Allah SWT memberikan cobaan pada
badan untuk beribadah. Seandainya akal merupakan anggota badan paling mulia itu
tidak di uji, tentunya seseorang yang berpengetahuan tinggi akan menyombongkan
keilmuannya sehingga enggan tunduk kepada naluri kehambaannya.[26]
Ayat-ayat mutasyabih merupakan
sarana bagi penundukan akal terhadap Allah SWT karena kesadarannya akan ketidak
mampuan akalnya untuk mengungkap ayat-ayat mutasyabih itu.[27] Menurut penulis
disini keimanan kita di uji apakah kita percaya atau tidak terhadap ayat-ayat
mutasyabih, karena ayat-ayat mutasyabih adalah ayat yang memang masih
samar-samar sehingga keimanan kita di uji kembali. Jika seluruh ayat al-Qur’an
terdiri dari ayat-ayat muhkamat, maka sirnalah ujian keimanan dan amal
perbuatan lantaran pengertian ayat-ayat yang jelas dan sebaliknya orang yang
tidak tahan uji terhadap cobaan maka mereka akan ingkar terhadap ayat-ayat
mutasyabihat.
2. Teguran bagi orang-orang yang mengotak
atik ayat mutasyabih.
Sebagai cercaan terhadap orang
yang mengotak-atik ayat-ayat mutasyabih. Sebaliknya, memberikan pujian pada
orang-orang yang mendalami ilmunya, yakni tidak mengikuti hawa nafsunya untuk
mengotak-atik ayat-ayat mutasyabih sehingga mereka berkata” rabbanaa la tuzigh
quluubana. [28]Mereka menyadari keterbatasan akalnya dan mengharapkan ilmu
laduni. menurut penulis disini Allah memberikan pujian bagi orang yang beriman
karena keimanannya dan memberikan petunjuk-Nya. Sementara bagi orang kafir yang
suka mengotak-atik ayat-ayat al-Qur’an Allah SWT akan tambah menyesatkan
mereka. Adanya ayat muhkam memudahkan manusia mengetahui maksud ayat tersebut
dan menghayati untuk diamalkan dalam kehidupan. Disisi lain, adanya
mutasyabihat memotivasi manusia untuk senantiasa menggunakan dalil akal di
samping dalil naqal.
Allah SWT sengaja menjadikan
al-qur’an yang muhkam dan mutasyauh sebagai ajang uji coba atas keimanan
hamba-hamba-Nya. Orang yang benar keimanannaya sadr bahwa al-qur’an seluruhnya
dari sisi Allah SWT dan segala yang datang dari Allah SWT adalah haq dan tidak
tercampur dengan kebathilan atau hal yang bertentangan.
3. Memberikan pemahaman absrak ilmiah kepada
manusia melalui pemahaman inderawi yang biasa disaksikannya.
Sebagaimana dimaklumi bahwa
pemahaman diperoleh manusia tatkala ia diberi gambaran inderawi terlebih
dahulu. Dalam kasus sifat-sifat Allah SWT, sengaja Allah SWT memberikan gambaran fisik agar manusia dapat
lebih mengenal sifat-sifat-Nya. Bersamaan dengan itu, bahwa dirinya tidak sama
dengan hamba-Nya dalam hal pemilikan anggota badan[29]. Menurut penulis adanya
muhkam dan mutasyabihat sebagai bukti kejelasan al-Qur’an yang memiliki mutu
tinggi nilai sasteranya, agar manusia meyakini bahwa itu bukan produk Muhammad
SAW, tetapi produk Allah SWT, agar mereka melaksanakan isinya. Kenapa Allah SWT
memberikan penggambaran diri-Nya? Hal itu dikarenakan agar manusia dapat
memahami ayat-ayat mutasyabihat tentang Allah SWT. Kita bisa mengambil sebuah
contoh dalam al-qur’an di katakana” yadullah fauqa aidihim” yang artinya tangan
Allah SWT di atas tangan mereka. Dalam memahami ayat tersebut kita tidak bisa memahami
secara tekstual tetapi harus di pahami secara tafsiri, tangan disana kita
artikan sebagai kekuasaan, sehingga artinya “ kekuasaan Allah SWT di atas
kekuasaan mereka.
0 comments